Sabtu, 21 September 2013

Bahaya Kencing Berdiri, Laki-Laki Perlu Tahu



Bagi kebanyakan pria,kencing berdiri seperti sudah menjadi kebiasaan. Bahkan di wc umum khusus pria, tempat yang disediakan berupa tempat kencing berdiri.Salah satu alasan pria kencing berdiri adalah memudahkan saat membuka celana dan bisa lebih cepat.

Islam Menganjurkan agar Kencing Sambil Jongkok
Dalam ajaran Islam sendiri, Rasulullah shollallahu'alaihiwasallam mengajarkan umatnya untuk tidak kencing sambil berdiri. Alasan utamanya adalah agar najis dari air seni tidak terkena tubuh. karena dengan kencing sambil berdiri percikan jatuhnya air seni ke tanah akan lebih jauh sehingga akan memerciki badan bahkan bisa terkena pakaian/ celana tanpa kita ketahui. Untuk mencegah terkena najis ini maka kencing sambil jongkok adalah pilihan terbaik. Selain itu kebanyakan orang yang kencing berdiri, lalu mereka mendirikan shalat, saat ruku' atu sujud kadang terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak keluar saat kencing berdiri, sehingga menyebabkan shalatnya tidak sah.

Kencing Berdiri Menimbulkan Penyakit

Namun kini setelah berkembangnya ilmu medis banyak ilmuwan yang meneliti tentang berbagai penyebab penyakit. salah satunya adalah penyakit kencing batu. Dari beberapa media online disebutkan bahwa kencing sambil berdiri merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kencing baru. Selain itu kencing berdiri juga menjadi salah satu penyebab penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.

Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur. Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem.Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.

Tips saat di WC

  • Gunakan alas kaki

Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yangmenyebabkan otak lemah tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor, lembab dan tak mengenai sasaran kebesihan.

  • Buang Air sambil jongkok

Buang air jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat). Agar kotoran bisa keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah syahwat.

  • Jangan merancang/merencanakan sesuatu di WC.
Nabi sangat melarang merencanakan atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC adalah markaznya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC: "Allahumma inni a'udzubika minal khubutsi wal khabaits", Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki maupun perempuan". Karena dikhawatirkan rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan syetan yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan doa keluar WC. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, masa sambil buang kotoran mencari ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu yang baik apalagi sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Dianjurkan juga untuk menyegerakan keluar WC apabila hajat sudah selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau Koran. Wallahu A'lam..

Filosofi Shalat dan Sistem Demokrasi dalam Islam


Shalat memiliki fungsi sangat penting bagi umat islam. Shalat adalah fondasi dasar agama, tiang agama. Oleh karena itu tidak bisa dikatakan beragama islam kalau tidak melakukan shalat. Shalat inilah yang akan mempengaruhi kepribadian yang terpancar dalam aktivitas sehari-hari. Sholat yang benar akan memberikan dampak yang luar biasa bagi manusia. Perintah shalat cermin kedisiplinan, kebersihan, keseriusan, keteguhan, dan kerelaan menjalankan perintah Tuhan. Karena itu tujuan utama daripada islam adalah membentuk akhlaq atau kepribadian umat muslim itu sendiri.

Shalat yang diwajibkan adalah lima kali sehari semalam. Yaitu dalam 24 jam kita dianjurkan untuk mengingat Tuhan, minimal selama 5-10 menit di setiap waktu shalat itu. Itu sebabnya seorang muslim yang taat tentu tidak akan pernah melupakan Tuhan dalam hidupanya. Karena di setiap harinya harus malakukan shalat. Mungkin filosofi ini yang mendasari Rasulullah SAW, menentukan shalat tidak secara mingguan, bulanan atau bahkan tahunan. Lamanya waktu shalat juga tidak memberatkan manusia. Tata cara dan ketentuan shalat sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas manusia di dalam menjalani kehidupan. Justru di waktu shalat inilah manusia dapat merehatkan fisik dan pikiran di saat bekerja.

Shalat wajib dapat dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Dalam kondisi yang tidak memungkinkan umat muslim bisa shalat sendirian. Jika kita melakukan shalat sendirian istilah yang sering dipakai kita hanya akan mendapat satu pahala. Namun, jika kita shalat berjamaah, maka pahala kita akan 27 kali lebih besar. Itu sebabnya islam menganjurkan bahwa shalat yang utama adalah shalat yang berjamaah (bersama-sama).
Ketentuan atau ajuran shalat berjamaah ini juga mengindikasikan bahwa bekerja secara jamaah juga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan. Jika kehidupan kita ini hanya sendirian, kita mungkin tidak maksimal meraih sesuatu, atau bahkan malah gagal dalam perjuangan. Oleh karena itu islam mengajarkan agar kita berorganisasi, bekerja bersama untuk melakukan kebaikan di dunia ini. Anjuran berjamaah dalam shalat menunjutkan bahwa kita harus berjuang di jalan yang benar ini dengan saling bantu membantu atau gotoroyong. Dengan berjamaah, capaian-capaikan kita akan lebih maksimal dibandingkan dengan ketika kita melakukannya seorang diri.
Tempat shalat juga bermacam-macam tergantung kondisi yang kita temui pada saat waktu shalat. Shalat bisa di majid, mushala, rumah atau di tempat lain yang memenuhi syarat untuk melakukan shalat. Hal ini juga menunjukan bahwa dalam kehidupan ini kita pun akan memiliki peran, seting dan tema yang berbeda-beda. Bagi kita yang memiliki ketrampilan tingkat RT (Rukun Tetangga), kita harus maksimal berperan di lingkup RT, dan kita tidak boleh iri dengan saudara-saudara kita yang memiliki peran di atasnya (Lurah, Camat dan Bupati). Demikian juga dengan bidang-budang yang harus kita tekuni, mungkin ada yang berbakat jadi guru, dokter, ekonom, maupun politikus. Masing-masing harus saling melengkapi dengan kepandaian dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian kita harus menghargai setiap kekurangan dan kelebihan seseorang dimana pun peran yang dapat mereka sumbangkan dalam perjuangan di dunia ini.
Kembali pada persoalan demokrasi, ternyata shalat memberikan kita sebuah pelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana menjadi pemimpin dan makmum (penguasa dan rakyat). Imam adalah pemimpin, yang memiliki fungsi dan kedudukan penting, sama halnya dalam masyarakat. Pemimpin adalah panutan, rujukan bagi makmum. Apapun yang diperintahkan oleh pemimpin, jamaah harus mengikuti dan tidak boleh membantah atau menyangkal. Dengan catatan seorang imam tidak melanggar ketentuan di dalam shalat itu.
Karena begitu pentingnya kedudukan seorang imam, maka imam haruslah orang yang memiliki kelebihan di bandingkan makmum. Imam haruslah orang yang fasih bacaannya atau jelas kata-katanya. Karena kefasihan ini akan memberi rasa damai dan khusu’ dalam beribadah. Kefasihan berarti juga ke-jelasa-an kata-kata instruksi yang diucapkan. Karena ke-jelas-an ini akan memudahkan makmum mengikuti setiap perintah dan instruksi sang imam. Dengan demikian para makmum akan secara serentak dan serasi mengikuti gerak imam.

Seorang imam harus matang secara emosional. Imam tidak boleh pelupa, emosional atau bahkan tidak sehat akal. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi kekhusukan dan ketertiban dalam shalat. Maka dari itu, imam dalam shalat sebaiknya dipilih yang lebih tua (selama criteria awal terpenuhi). Hal ini diharapkan agar doa dan instruksinya bijasana dan tidak menimbulkan kegelisahan makmumnya. Meskipun syarat umur ini tidaklah menjadi keharusan. Karena islam sangat menyadari manusia memiliki berbagai potensi yang berbeda-beda. Bisa saja, yang secara umur belum seberapa tetapi wawasan, pengalaman dan kematangan emosinya sangat matang.

Lain imam, lain makmum. Peranan makmum adalah mengikuti dan menirukan segala ucapan imam (sesuai ketentuan). Makmum harus mengikuti gerak yang dilakukan oleh imam. Makmum tidak boleh mendahului imam. Jika ada salah satu makmum yang mendahului imam, tentu akan merusak ritme gerakan yang bisa menggangu kekhusukan makmum lainnya. Hal ini sama halnya ketika dalam suatu masyarakat; jika ada beberapa golongan yang tidak seirama dengan pemimpinnya, tentu akan melahirkan gesekan-gesekan yang tidak baik bagi dinamika masyarakat itu sendiri.

Ketika imam melakukan sebuah kesalahan, tugas makmum adalah mengingatkan imam. Cara mengingatkan imam telah ditentukan; bagi laki-laki dengan menyebutkan kata “subhanallah”, sedangkan bagi makmum perempuan dengan tepukan tangan. Cara ini adalah cara yang sangat bijaksana, karena tidak akan mengganggu kekhusukan dalam shalat. Makmum tidak boleh mengingatkan imam dengan kata-kata yang terlalu keras atau bentakan. Makmum juga dilarang keras mengingatkan imam dengan kekerasan, apalagi mengkudeta sang imam.
Makmum dapat menggantikan imam dalam kondisi-kondisi darurat. Imam yang tiba-tiba berhalangan karena kentut, secara otomatis tidak dapat melanjutkan kepemimpinannya. Sehingga imam harus tahu diri dan legowo untuk digantikan posisinya oleh makmum yang ada dibelakangnya.
Makmum yang dapat menggantikan imam adalah makmum yang berada di sebelah kanan belakang imam. Hal ini dimaksudkan agar dalam kondisi darurat makmum sudah tahu siapa yang berhak menggantikan imam. Jadi dalam kondisi darurat, tidak perlu ada yang saling tunjuk untuk menggantikan imam. Itu sebabnya sebisa mungkin orang yang ada di sebelah kanan-belakang imam adalah orang yang kualitasnya tidak jauh berbeda dari sang imam. Hal ini karena waktu pelaksanaan shalat sangat lah terbatas. Sehingga tidak diperlukan pemilihan, apalagi perdebatan ataupun pertengkaran tentang siapa yang berhak menggantikan sang imam.
Bagitulah ajaran mulia yang ada di dalam filosofi shalat yang harusnya diterapkan dalam kehidupan umat islam. Namun yang disayangkan, nampaknya masih perlu usaha yang cukup keras untuk menyadarkan akan persoalan ini. Semoga dengan kesadaran akan filosofi shalat, kita bisa menempatkan diri sesuai dengan kedudukan kita masing-masing. Wa Allah a’lam.

Jumat, 06 September 2013

ORANG MAMPU KOK NGEMIS ?



Sering kita jumpai orang mampu tapi mengaku orang miskin. Pengakuan tersebut sebenarnya lebih dikarenakan faktor mental, yakni orang tersebut bermental miskin, karena keserakahannya terhadap harta yang ingin dimilikinya. Orang seperti itu tidak akan merasa cukup sebelum semuanya menjadi milik dia.

Oleh karena itu, pengelola zakat harus berhati-hati dalam menyalurkan zakatnya jangan sampai salah sasaran ke tangan orang yang bukan mustahiq. Jika pemberian itu  berupa hibah memang orang yang mampu berhak menerimanya. Asalkan penerima adalah orang yang membutuhkan atau pemberi hibah bermaksud mencari pahala. 

Dalam I’anatut-Thalibin disebutkan bahwa jika ada seseorang yang membayar zakat sebelum waktunya (ta’jil), dan orang fakir penerima zakat itu sudah tidak berhak lagi menerima zakat ketika waktu zakat tadi tiba, maka harta yang telah dizakatkan diambil lagi oleh muzakki. Memang orang yang mengaku fakir dan miskin bisa dibenarkan tanpa melalui sumpah, hanya saja orang kaya tidak mendapat bagian zakat. Demikian juga dijelaskan dalam Ma’rifatus-Sunan wal Atsaryang disusun Al-Baihaqi, “Tidak sah shadaqah diberikan kepada orang kaya dan orang mampu.”

Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fii Syarhil Minhaj, Ibnu Hajar Al-Haitami menjelaskan: “Jika pemberian diwakilkan kepada orang lain, dan barang diberikan kepada orang yang tidak diizinkan oleh muwakkil, maka penerima barang harus menggantinya (dhaman).” Demikian juga seorang karyawan atau pekerja yang mengaku belum dibayar (diberi upah) padahal sudah dibayar. Kemudian orang tersebut diberi upah, maka pemberian tersebut tidak halal baginya.

Hal ini dikarenakan dia telah berbohong sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar: “Jika seorang pekerja mengaku belum dibayar (diberi upah) secara bohong, kemudian ia pun diberi upah, maka ia tidak halal baginya untuk menerimanya dan ia tidak bisa memiliki upah tersebut.” 
Dengan kata lain orang yang mampu dan berada tetapi mengaku-ngaku miskin dengan tujuan medapatkan zakat dan kemudian ia mendapatkan zakat. Sesungguhnya zakat yang diterimanya menjadi barang yang haram bagi dirinya. 
Wallahu a’lam bish shawab.
(Sumber: Konsultasi Zakat LAZIZNU dalam Nucare yang diasuh oleh KH. Syaifuddin Amsir / Red. Ulil H



Selasa, 03 September 2013

KHASIAT LUAR BIASA DARI AYAT KURSI


  • siapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sholat fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, insyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah s.w.t.
  • Mengikut keterangan dari kitab "Asraarul Mufidah" sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah.
  • Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, Insya-Allah, Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta memudahkannya menerima ilmu pengetahuan.
  • Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran di depan matanya.
  • Sabda baginda lagi; "Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar."
  • Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad.
  • Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan.
  • Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah.
  • Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya.
  • Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, insya-Allah akan menyebabkan syaitan dan jin terbakar.
  • Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu sebaiknya anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sholat yang lain.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sholat, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 di sekitarnya.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sholat Fardhu, Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan padanya rahmat.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.
  • Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid.
  • Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya Dari Abdullah bin 'Amr r.a.
  • Senin, 02 September 2013

    POLA MAKAN SEHAT ALA RASULULLAH SAW.

    Salah satu sisi dari pola hidup sehat rasulullah adalah dalam hal kebiasaan beliau makan dan minum. Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, seorang pakar kedokteran dan biofisika, telah menulis kitab yang sangat bagus mengenai hal ini berjudul “at-Taghdziyah an-Nabawiyah, al-Ghadza baina ad-Daa wa ad-Dawa”.

    Kitab ini telah diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Almahira dengan judul “Pola Makan Rasulullah, Makanan Sehat Berkualitas menurut al-Qur’an dan as-Sunnah”. Buku ini memuat petunjuk cukup lengkap mengenai bagaimana Nabi mengatur program diet sehat sehingga kesehatan tubuh terjaga. 20 prinsip penting dari pola makan Rasulullah yang dapat kita terapkan dalam pola makan kita sehari-hari seperti bagaimana mengatur menu makanan dengan pola makan teratur sehingga hal ini berguna bagi kita yang selama ini makan apa saja hingga menyebabkan obesitas dapat dijadikan sebagai tips diet agar langsing kembali.

    Berikut ini adalah adab makan dan minum yang dicontohkan oleh Nabi:

    1. Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan membaca hamdalah.Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang muslim selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan kebaikan.

    2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.Nabi bersabda:”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”.Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.

    3. Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.Makan adalah kewajiban. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi”.Namun demikian kita harus ingat batasan dalam mengkonsumsi makanan, yaitu menjauhi sikap berlebihan dan rakus.Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 berfirman:”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.Dan juga di surat Thaha ayat 81:”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan pada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya”.Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk mengatur waktu makan dan berpegang teguh pada etika, sebagaimana sabda Beliau:”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar, dan bila makan kami tidak sampai kenyang”.Beliau juga bersabda:”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya.Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)Maksudnya sebenarnya makanan dalam porsi minimal pun sudah cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Darimi, Rasulullah saw juga bersabda:”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang”.Dalam hadits lain disebutkan:”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu Majah)Beliau pun bersabda:”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)

    4. Makan dengan tiga jari.Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.

    5. Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar.Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.

    6. Minum dengan tiga kali tegukan.Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas.Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.Ubay bin Ka’ab berkata:”Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam wadah. Bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.”Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum. Beliau bersabda:”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan”. (HR Bukhari dan Muslim)Anas juga berkata:”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)Ibnu Abbas menambahkan:”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci”. (HR Bukhori dan Ibnu Majah)

    7. Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama).Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21:”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.

    8. Menutup makanan dan minuman di atas meja.Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran, sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi saw.:”Tutuplah bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)Dalam riwayat Bukhari disebutkan:”Tutuplah makanan dan minuman”.Rasulullah saw bersabda:”Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun wabah dari langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu”.

    9. Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)

    10. Suplemen makanan terbaik adalah madu.Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu.Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:”Hendaklah kalian meminum madu”.Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.

    11. Tidak memasukkan makanan pada makanan.Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.

    12. Menjilati jari dan tempat makan.Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani)Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di tempat makan. Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:”Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan memohonkan ampun untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad)

    13. Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.

    14. Tidak tidur setelah makan.Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)Diriwayatkan dari Anas dengan status marfu’:”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering (yang rusak), karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan”.15. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.

    16. Makan sambil berbincang dan tidak diam.Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.


    17. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.

    18. Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan tertentu.

    19. Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.

    20. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.

    Dalam buku ”Muhammad Seorang Milyuner” karya Dr. Ali Syu’aibi (2004), pada bagian ketiga kita bisa menemukan setidaknya tiga anjuran Rasulullah berkaitan dengan pola makan:

    1. Tidak memakan daging setiap hari, melainkan berselang hari.Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia mengatakan bahwa bagian lengan atas adalah daging yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan daging setiap hari. Maka yang tersisa ditangguhkan untuk keesokan harinya.

    2. Tidak memakan buah pada saat baru sembuh dari sakit.Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar, dia mengatakan: ”Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya, Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari sakit”. Ali pun mengurungkan niatnya. Maka aku membuat roti dan makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu””. (HR. Abu Dawud)

    3. Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan nilainya sangat murah.Rasul tidak pernah menolak undangan makan apapun selama makanan yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud)Sebagaimana Rasul juga pernah mengatakan: “Kalau aku diundang untuk menghadiri suatu jamuan, meskipun yang dihidangkan hanya kaki atau tangan, aku akan datang. Begitu juga kalau aku diberi hadiah tangan atau kaki, aku pasti menerimanya”. (HR. Bukhori)
    SEMOGA BERMANFAAT ^_^ AAMIIN